Minggu, 30 November 2014

Memaknai Nama "Siti" Yang Disandangkan Pada Isteri Nabi


Memaknai nama sandang siti yang di sematkan pada nama depan perempuan mulia istri nabi.

Hanya di nusantara saja perempuan mulia isteri nabi yang namanya di beri sandang depan siti. Kenapa hanya di nusantara saja? Dan hal tersebut kenapa dengan mudah di terima dan merasuki masyarakat nusantara. Biasanya hal2 yang berbau asli nusantara jika di sandingkan dengan kebudayaan sono pada kebakaran jengkot. Lagi pula masyarakat tidak tahu persis maksud dan tujuannya? buta semenjak kapan nama depan siti itu di sandangkan. Tapi kok bisa menerima gitu saja? Gak bid'ah, syirik atau semacamnya?

Hal itu mengindikasikan di balik tanda kata siti ada energi yang dijaga, atau warisan dari leluhur untuk anak cucunya. Terbukti saat menambahkan nama dengan sandang siti sangat pas, cocok, nyaman, indah, dan memperdalam nama itu sendiri.

Apa maksud leluhur memberi sandang nama depan siti???

Banyak yang menganggap dari orang mayoritas bahwa arti nama ‘Siti’ dipaksakan dengan ‘Sayyidati’, yaitu nama panggilan untuk sahabat masa rosul Muhammad. 

Bagaimana bisa diartikan demikian, sedangkan masyarakat nusantara menyandangkan nama siti tidak hanya kepada perempuan masa Rosul Muhammad atau perempuan bangsa arab. Contoh : siti sarah, siti hagar, siti maryam, dsb.

Siti sendiri berasal dari bahasa Sansekerta ‘Ksiti’ yang berarti tanah. Jadi siti itu artinya tanah atau bumi. Siti di sandangkan hanya kepada seorang perempuan atau seorang ibu. Yang mengindikasikan ibu bumi. Pertiwi (Sanskerta : pṛthvī , atau juga pṛthivī) adalah "Ibu Bumi" (atau dalam bahasa Indonesia "Ibu Pertiwi")

Berbeda dengan makna siti jenar atau siti nurbaya karena siti disitu sebuah nama bukan sandang/tanda.

Melalui itulah leluhur memberi tanda bahwa sejarah peradaban mulia di era para nabi itu ada hubung kait yang sangat erat dengan ibu pertiwi, nusantara. Terkhususnya dalam hal kewahyuan, baik hubungan masa lalu, kini, dan kedepan.

Kebiasaan nama siti di sandangkan kepada isteri (ibu) dari suami (bapak) seorang nabi. Tiap nabi itu di beri wahyu berupa ilmu yang tinggi = langit, sedang isterinya di beri sandang siti yaitu tanah = bumi. Yang artinya leluhur ingin memberi tanda hanya dengan mengawinkan (akad, perjanjian) keduanya yaitu antara langit dan bumi, maka akan mampu mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan (rahmatanlilalamin).

Siti bersaksi atas nabi, nabi bersaksi atas Sang Pencipta. Ketika pergerakan bumi sudah seirama dengan langit dan Sang Pencipta. Barulah rahmatanlilalamin itu terimplementasi.
Tanpa adanya perkawinan antara siti dan nabi tidak akan pernah di jumpai yang namanya rahmatanlilalamin.

Kenapa bangsa kita di tandai leluhur dengan ibu pertiwi. Karena leluhur tahu jika kosakata ibu itu ada pasangannya yaitu bapak, (sebagaimana kesepasangan antara bumi dan langit). Artinya siti-ibu pertiwi ini akan bernasib sama dengan siti-siti dalam pelaku sejarah, yaitu akan di kawinkan dengan langit. Dalam konteks nabi akan datang menggenapi kesepasangan sebagai suami isteri dengan ibu pertiwi.

Tetapi seorang ibu itu harus sabar dan rela menelan pel pahit (penjajahan dan perzinaan) sebelum datang masa jodohnya untuk meminangnya, menolongnya dan mensucikannya.

Disitulah baru nusantara mangku si siti (bumi). Damai dan sejahteralah alam semesta.

Itulah alasan kenapa ada tambahan nama SITI. Ini hanya hasil pikiran nakal saya saja.

NUSANTARA BERGERAK 
gambar : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar